Gali Peradaban Budaya dan Sejarah, Al-Ittihadiyah Sumut kunjungi beberapa Pondok di Patani dan Yala Thailand Selatan
- 24-05-2024
- Opini
Yala, 22/05/24 (lihatnews.com) - Kunjungan shilaturrahim produktif di berbagai pondok di Thailand Selatan (Patani dan Yala) dalam rangka menelusuri sejarah peradaban budaya dalam mengelola pendidikan, Ketua DPW. Al-Ittihadiyah Sumatera Utara Dr. H. M. Hasbie Ashshiddiqi, M.M., M.Si. bersama Sekretaris Majelis Syuro Ustadz Jufri, S.Pd.I., M.Ikom, Ustadz H. Alfi Syahri Ramadhana Siregar, S.Sos., M.Si dan H. Subarjo S.E disambut hangat dan dijamu di Ma'haad Nahdhatul Ishlahiyah Pondok Padang Pusu, Patani oleh Tuan Guru Baba Abdul Aziz bin Abdurrahman dan beberapa pengajar di pondok tersebut. Pondok yang berdiri sekira dua puluh empat tahun lalu memiliki sekitar 2000 santri yang berasal dari berbagai daerah di Thailand, Malaysia dan Indonesia. Dengan ramah dan canda khasnya Tuan Guru Abdul Aziz bin Abdurrahman sebagai mudir pondok menjelaskan perjalanan dan peranan pondok dalam mendidik generasi Islam khususnya Patani. "Di pondok ini banyak para pengajar yang mewakafkan usia dan ilmunya untuk menghafal dan mensyarahkan Al Qur'an" terangnya.
Ramah tamah bersama Tuan Guru Abdul Aziz bin Abdurrahman di Pondok Padang Pusu, Pattani
Ulama Patan'i yang sederhana dan rendah hati ini dengan canda renyahnya juga mengajak kami untuk melihat lihat situasi dan suasana pondok yang dipenuhi santri tersebut yang menimpa ilmu dan mondok ditempat tersebut ala Pondok di Purba Baru Tapsel di Indonesia. Di Ma'had ini di tuntut setiap santri tamat mempelajari kitab Duroh serta diajarkan Ilmu - ilmu Al Qur'an, Akhlak, Tarikh atau sejarah Islam dan lain - lain. Semua kami yang datang dijamu oleh beliau dengan makanan khas Patani berupa ketan dan makanan ringan lainnya. Kami berharap pertemuan ini akan berkelanjutan dalam menghidupkan dan memelhara semangat Keislaman dalam rumpun melayu ditengah serbuan dari era globalisasi dan arus digitalisasi .
Plank nama pondok sebagai bukti eksistensi Ma'had Nahdhatul Ishlahiyah
MA'HAD AL KHOIRIYAH LAMMAI PONDOK CUHPALAH
Baba sebutan untuk Ustadz, Kiyai atau Buya lazimnya di Indonesia atau Haji Ismail ulama Kharismatik Yala yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Agama Islam Yala Pattani Thailand. Bersama dengan Beliau juga ada Ustadz Rasyidi Alumni Sirya yang berkhitmad dalam bidang pendidikan dan penasehat lembaga Islam di Yala.
Berikutnya ada bersama kami ustadz Romzee Ulama muda lulusan Bangkok dan Imam Masjid Yala yang banyak menjelaskan tentang perjalanan dan peran ulama di Thailand dan khususnya Patani, dan menjadi penghubung komunikasi antara Masyarakat dan Pemerintah Thailand. Baba Ismail dan Imam Romzee juga menjelaskan perkembangan masyarakat serta tantangan yang dihadapi masyarakat Islam Pattani dalam menghadapi dinamika kehidupan yang dikelola oleh pemerintahan Thailand di Bangkok.
Selanjutnya mereka juga bercerita tentang peranan dan sejarah ulama dimasa lalu dan terbentuknya majelis Agama Islam di Yala dan sampai sekarang mencakupi hampir setengah wilayah Thailand. Imam Romzee bin Abdul Rasyid yang juga Ketua Perhimpunan Masyarakat Sipil untuk Perdamaian atau disebut CAP menjelaskan bahwa dalam sepuluh tahun belakangan ini pemerintah Thailand mulai menempuh jalan kooperatif dalam menghadapi masyarakat Pattani Melayu Muslim. Infrastruktur berupa jalan dibangun secara merata bagaikan jalan Tol diberbagai daerah bahkan sekarang dari masyarakat Pattani sudah menjadi ketua Majelis Tinggi Thailand atau MPR.
bersama Baba Ismail dan Imam Romzee
Imam Romzee juga menjelaskan masih banyaknya persoalan menjadi ganjalan hubungan pemerintah Thailand dan masyarakat Pattani, namun dia berharap dimasa depan keadaan akan lebih baik. Arus perubahan dunia dan arus Globalisasi mempengaruhi banyak hal, termasuk tentang Patani dan kehidupan rakyat di Pattani. Pekerjaan dan ekonomi masih lagi menjadi persoalan besar di Patani, disamping masalah lainnya. Diharapkan pemerintah Thailand dan masyarakat Pattani saling memahami dan bisa melanjutkan masadepan yang lebih baik sebagai Umat Islam , bangsa Melayu dan Negara Thailand.
foto bersama di depan Ma'had Al-Khoiriyah - Lammai
Semoga hubungan serumpun Melayu antar bangsa yang ada dikawasan ini ikut membantu eksistensi Masyarat Islam Melayu Patani dan mendorong pemerintah Thailand untuk lebih bijak lagu dalam menjagai keberadaan Umat Islam Patani dengan lebih banyak lagi memberi akses dalam berbagai bidang kehidupan.
MA'HAD AR-RASYIDIN - KAMPUNG RAI
Pertemuan Muhibbah terakhir dalam perjalanan silaturrahim produktif kami ke Patani adalah berkunjung ke Ma'had Al Rasyidin atau dalam bahasa Thailand nya "Suttisart Witya School", yang berada di Kampung Rai yang dipimpin oleh Baba atau Buya Wan Haji Daud bin Haji Sholeh. Mahad ini menggabungkan proses belajar mengajar tradisonal dan Modern atau kalau di Indonesia dikenal dengan pesanteran modern. Pondok ini juga merupakan pesantren yang pengelolaannya bekerjasama dengan pemerintah Thailand. Jumlah santri yang mondok di Mahad ini sekitar 1300 orang lelaki dan perempuan.
Para ustadz di Mahad ini tamatan dari berbagai perguruan tinggi, seperti dari Indonesia, Sriya, Arab Saudi, Pakistan , Al Azhar Mesir dan lain- lain. Khusus Para pengajar tamatan Indonesia setidaknya ada 12 orang di Ma'had tersebut.
Foto bersama Mudhir Ma'had Ar-Rasyidin Wan Haji Daud bin Haji Sholeh di depan Pondok
Pada pertemuan yang singkat dan bersejarah ini pimpinan Mahad, Wan Daud bin Sholeh menyatakan kebahagiaannya atas kunjungan Muhibbah ini. Beliau menanyakan bahwa Indonesia sudah banyak memberikan kemudahan kepada para penuntut ilmu dari Pattani dan Alumni Mahad ini, sehingga memudahkan mereka melanjutkan study di Indonesia. Beliau juga menjelaskan bahwa dengan study di Indonesia meraka dapat memelihara Keislaman dan kebudayaan Melayu mereka, karena Indonesia adalah negara yang ramah bagi orang - orang Patani yang melanjutkan study tersebut.
Menurut Mudhir Wan Daud bin Sholeh dan juga disampaikan oleh ustadz Ramzee dan Ustadz Zakaria, bahwa mereka banyak Mendapatkan sokongan dan semangat dari umat dan pemerintah Indonesia. Meraka juga menyatakan salut atas daya juang orang Indonesia dahulu sampai sekarang dalam menegakkan Islam dan kecintaan kepada Negaranya, bahkan salah seorang pengajar di pondok itu halal tulisan dibawah gambar burung garuda. Mereka juga ingin meniru semangat dan kebersamaan atau kebhinekaan seperti yang diamalkan di Indonesia. Mereka salut dengan jumlah Penduduk, luas wilayah dan keragaman Budaya dan Agama Indonesia mampu menjaga kesatuan dan persatuan.
menyerahkan cendera hati kepada Mudhir Wan Haji Daud bin Haji Sholeh
Dalam moment yang barokah tersebut Dr. Hasbie selaku Ketua Al-Ittihadiyah Sumatera juga menjelaskan serta menerangkan persoalan pendidikan di Indonesia serta keunggulannya yang merupakan salah satu pilar pergerakan Al-Ittihadiyah.
#Kolaborasi dan Ta'awun#
Kontributor : Ustadz Jufri, S.Pd.I., M.Ikom, dkk.